Advertorial

Jelang Pemindahan IKN, Bagus Susetyo Minta Pemprov Kaltim Fokus Ketahanan Pangan

KABARBORNEO.ID – Anggota DPRD Kaltim, Bagus Susetyo, menyebut Pemprov Kaltim harus sigap terkait masalah ketahanan pangan yang muncul jelang pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).

Bagus sapannya itu mendorong, agar Pemprov Kaltim lebih cermat lagi membaca peluang serta merumuskan strategi pembangunan, khususnya berkenaan dengan ketahanan pangan.

Ia menjelaskan, supply pangan di sekitar wilayah IKN cukup besar. Kurang kebih ada 150 ribu jiwa penduduk, belum ditambah lagi arus urbanisasi yang perlu dipenuhi kebutuhan pangannya.

Selain itu, diperkirakan pada 2045 mendatang ada perpindahan 2,5 juta penduduk ke Kaltim. Menurut Bagus hal itu adalah peluang yang harus ditangkap pemprov.

“Mestinya mulai sekarang pemerintah harus bergerak, kendati 50 persen kebutuhan padi kering (gabah) itu sudah dicukupi dari lokal. Lonjakan peningkatan kebutuhan pangan sudah nyata akan terjadi,” jelas Bagus Susetyo, belum lama ini.

Anggota Komisi III DPRD Kaltim tesebut menambahkan, perihal usulan rencana pembangunan yang menunjang pertanian guna menutupi kebutuhan pangan di wilayah IKN juga telah berproses. Ia menyampaikan, Detail Enginering Design (DED) Bendungan Telake di Tanah Gerogot misalnya, kini sudah rampung disusun.

BACA JUGA :  Disdikbud Kukar Ajak 152 Sekolah Terapkan Prinsip 3R, Kejar Penghargaan Sekolah Adiwiyata

Dibeberkannya, rencana pembangunan bendungan tersebut hanya memakan biaya sebesar Rp 1,2 triliun, sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kaltim mencapai Rp, 17,2 triliun di tahun 2023. Menurut Bagus, pembangunan infrastruktur penunjang pertanian itu bisa ditargetkan selesai dalam waktu 2 (dua) tahun.

Jika direalisasikan, lanjut Bagus, ada ribuan hektar sawah yang bisa diairi dengan irigasi teknis dan akan meningkatkan produktivitas pertanian.

“Hal ini yang harus diperhatikan Pemprov dalam merencanakan program pembangunan ke depan. Kita berharap, yang awalnya petani dalam setahun hanya 2 (dua) kali panen dengan ditunjuang adanya infrastruktur irigasi yang memadai bisa menunjang produktivitas hingga 4 (empat) kali panen dalam setahun,” pungkasnya. (ATW/ADV/DPRDKALTIM)

Related Articles

Back to top button