Gubernur Isran Noor Layangkan Pujian Dan Apresiasi Kepada Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak
KABARBORNEO.ID – Mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menjadi sosok paling berjasa terhadap upaya penyelamatan lingkungan di Kaltim bagi Gubernur Isran Noor.
“Yang paling berjasa dalam menjaga lingkungan adalah beliau,” ucap Gubernur Isran Noor, sesaat setelah menghentikan sambutan karena melihat kehadiran mantan Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak pada acara Workshop Pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon dan Program Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Berbasis Hutan dan Lahan di Provinsi Kalimantan Timur di Hotel Novotel Balikpapan, Selasa (29/8/2023).
Sebab berkat perjuangan mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, jelas Gubernur Isran Noor, sekarang Kaltim mendapatkan kompensasi berbasis kinerja atau result based payment (RBP) dari program FCPF Carbon Fund Bank Dunia atau World Bank.
Di era Gubernur Awang Faroek pula, program Kaltim Hijau atau Kaltim Green dimulai. Selain itu, Awang Faroek kala itu juga membuat peraturan daerah dan peraturan gubernur yang mengatur tentang mitigasi pemanasan global dan lingkungan, serta membuat peraturan gubernur terkait perkebunan berkelanjutan.
“Sampai kita dapat RBP itu jasa beliau. Result based payment USD 20,9 juta. Harga per ton USD 5. Total USD 110 juta atau kurang lebih Rp1,6 triliun,” beber Gubernur Isran.
Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) itu memuji seniornya soal komitmen lingkungan hidup. Sebab saat mengawali program Kaltim Hijau, mantan Gubernur Awang Faroek bahkan tak berpikir tentang kemungkinan adanya potensi pembayaran dana kompensasi karbon. Tekadnya hanya berkontribusi untuk penyelamatan hutan dan mencegah meningkatnya global warming atau pemanasan global dunia.
Bahkan tidak ada satu negara pun di dunia, termasuk Bank Dunia mengatur tentang pembayaran dana karbon ini pada saat itu.
“Sekarang, sama-sama kita nikmati bersama hasilnya. Saya yang terima uangnya,” canda Gubernur Isran Noor.
“Makanya, saya dengar ini ada honornya buat saya dari FCPF Carbon Fund ini. Kalau benar itu ada, saya tidak akan ambil. Honor itu akan saya serahkan kepada Pak Awang Faroek Ishak,” tegasnya lantang.
Gubernur Isran Noor sendiri memiliki jasa penting untuk pencairan dana kompensasi karbon ini. Sebab setelah bertahun-tahun berjanji, negara-negara donor tidak kunjung membayar janjinya kepada negara-negara pemilik hutan dunia, termasuk Indonesia.
Namun saat COP 26 di Glasgow tahun 2021, Gubernur mengancam akan menggunduli dan membakar hutan Kaltim. Negara Eropa sangat menyadari, jika global warming kian menjadi-jadi, maka risiko terbesar pertama merekalah yang akan menerima.
“Mereka akan tenggelam lebih dulu karena es di kutub utara mencair. Kita akan tenggelam juga, tapi agak lama. Masih sempat bernafas kita,” canda Gubernur Isran Noor.
“Setelah tiga bulan, baru mereka kirim kabar. Mereka akan bayar walaupun harganya bukan harga pasar karbon. Tidak apa-apa. Jadi kadang perlu juga gertak-gertak sambal. Tidak mungkin juga saya bakar hutan. Ini namanya, gubernur pegat syaraf,” kelakar Gubernur Isran Noor lagi. (AVA/ADV/DISKOMINFOKALTIM)