Politik

Minta Keadilan, Kematian Thwate Khaing saat Demonstran Kudeta Militer di Myanmar

KABARBORNEO.ID. SAMARINDA – Satu wanita tewas tertembak dan lebih dari 100 demonstran terluka saat bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat militer terjadi di Kota Mandalay, Myanmar.

Perempuan berusia 20 tahun itu tertembak ketika ikut berunjuk rasa menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar pada 1 Februari 2021.Adik mendiang, Ye Htut Aung, menuturkan sang kakak tertembak peluru tajam saat ikut berunjuk rasa di Ibu Kota Naypyidaw, seperti dikutip Reuters.

Insiden itu berlangsung ketika aparat keamanan Myanmar berupaya membubarkan massa pengunjuk rasa dengan melontarkan sejumlah tembakan.Thwate Khaing meninggal setelah dirawat di rumah sakit sejak 9 Februari lalu.
Htut Aung mengatakan kakaknya berada dalam kondisi kritis hingga harus menggunakan alat bantu sejak hari pertama dirawat.

“Saya sangat sedih dan tidak tahu harus berkata apa,” kata Htut Aung berbicara melalui telepon pada Jumat (19/2).
Kematian Thwate Khaing dibenarkan rumah sakit. Dikutip AFP, seorang pejabat rumah sakit mengonfirmasi Thwate Khaing tutup usia pada pukul 11.00 waktu setempat.

Pejabat tersebut menuturkan jenazah Thwate Khaing akan diperiksa lagi oleh pimpinan rumah sakit pada pukul 15.00. Alasannya adalah kasus kematian Thwate Khaing akibat ketidakadilan.

BACA JUGA :  Emir Moeis Penuhi Syarat Awal Maju Bacalon DPD RI, LO Resmi Serahkan Berkas ke KPU

“Kami akan simpan catatan (penyebab kematiannya) dan kirim salinannya ke otoritas terkait. Kami akan mencari keadilan dan melangkah maju,” kata pejabat sekaligus dokter tersebut.

Thwate Khaing merupakan orang pertama yang tewas dalam demonstrasi anti-kudeta yang semakin meluas di Myanmar.Pejabat rumah sakit mengatakan para pegawai ditekan oleh militer Thwate Khaing diopname di unit perawatan intensif.

“Beberapa staf bahkan sudah meninggalkan RS karena tekanan,” katanya.

Junta militer Myanmar mengerahkan aparat dan kendaraan lapis baja ke sejumlah kota-kota besar seperti Yangon dan Ibu Kota Naypyidaw demi meredam demonstrasi.

Juru bicara militer Myanmar yang kini menjadi Menteri Informasi, Zaw Min Tun, mengonfirmasi bahwa Thwate Khaing tertembak saat demo. Ia mengatakan pihak berwenang akan terus menyelidiki kasus tersebut.
Sejak tertembak, Thwate Khaing menjadi simbol perlawanan masyarakat Myanmar terhadap junta militer demi menuntut keadilan. (RasyidS)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia dengan judul “Myanmar Berduka Usai Pedemo yang Tertembak di Kepala Wafat”

Related Articles

Back to top button