Advertorial

Pujianto Sarankan Anak Paud Tidak di Paksa Untuk Belajar Baca Tulis

KABARBORNEO.ID  – Kepala Bidang Paud dan PNFI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar), Pujianto, mengatakan anak-anak yang mengikuti pendidikan anak usia dini (Paud) sebaiknya tidak dipaksa untuk menguasai membaca, menulis, dan berhitung sebelum masuk sekolah dasar (SD).

Pujianto mengatakan, metode pembelajaran anak Paud harus mengedepankan bermain, bukan dengan memberikan buku dan menyuruh mereka membaca. Jika dipaksa, anak-anak bisa mengalami trauma dan kejenuhan belajar.

“Anak itu kan maunya bermain, disuruh membaca mau gak? Nah, itu mentalnya yang kena. Ketika dipaksa membaca, akhirnya si anak berpikir, ‘Oh, membaca itu susah, belajar itu ternyata gak enak’. Kalau si anak sudah merasa belajar itu gak enak, pasti trauma dan bosan dia,” kata Pujianto saat ditemui di ruangannya, Rabu (8/11/2023).

BACA JUGA :  Respon Afif Rayhan Harun Terkait 3000 Sertifikat Tanah Akan Dibagikan untuk Warga Samarinda

Pujianto menjelaskan bahwa penilaian dalam pembelajaran Paud tidak hanya berdasarkan literasi saja, melainkan juga aspek-aspek lain seperti emosional, kesiapan diri, interaksi sosial, dan elaborasi. Hal ini sesuai dengan kurikulum merdeka yang diterapkan mulai dari Paud sampai kelas 2 SD.

Ia menambahkan bahwa tidak ada SD yang boleh menerapkan tes masuk harus bisa membaca dan menulis. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesenjangan antara anak-anak yang sudah bisa membaca dengan yang belum.

“Seperti dulu dan untuk sekarang tidak boleh begitu, dan itulah yang kami sosialisasikan. Jadi, orang tua tidak perlu memaksa bahwa anak saya harus bisa membaca, tapi kalau bisa baca tidak masalah, asal cara mengajarkannya jangan seperti dulu,” ujarnya.(ADV/DISDIKBUDKUKAR)

Related Articles

Back to top button