Sektor Pertanian Perlu Tingkatkan SDM, Muhammad Samsun Beri Komentar
KABARBORNEO.ID – Demi melahirkan solusi bagi masa depan Bumi Etam di bidang pertanian, Wakil Ketua DPRD Kaltim Muhammad Samsun lebih mengedepan banyak komentarnya.
Terlebih yang berkaitan dengan tenaga kerja yang akan berkurang secara primer di bidang pertambangan membutuhkan energi fosil. Secara tidak langsung, ia berkata, akan mengalami pergeseran Sumber Daya Manusia (SDM).
“Beberapa pakar memprediksi 2030 (energi fosil) itu sudah harus dikurangi. Dan itu harus kita siapka dari sekarang. Nah, hanya saja memang alokasi anggaran kita sekarang, APBD kita dari 20,6 triliun yang ada hari ini, saya menilai masih sangat kecil sekali untuk mengarah pada pengembangan pertanian di Kaltim,” kata Samsun, Kamis (26/10/2023).
“Sehingga kita perlu dorong lagi agar dana atau anggaran APBD kita ini lebih efektif untuk bagaimana mengembangkan sektor-sektor pertanian, tanaman pangan dan sebagainya,” tambahnya.
Ia juga menambahkan untuk melahirkan sinergitas potensi alam dan dunia pendidikan, kita perlu mempersiapkan SDM di Benua Etam.
“Jadi perguruan tinggi kita dan lembaga-lembaga pendidikan kita sudah harus mengarah kepada transformasi ekonomi yang kita maksud. Kalau dulu kita ingat di perguruan tinggi kita, ketika kita masih memiliki lahan yang cukup luas fakultas kehutanan di setiap perguruan kita menjadi favorit,” ucapnya.
“Kemudian ada perubahan ke fakultas pertambangan, teknik pertambangan dan sebagainya. Ini pun juga pasti akan tertinggalkan oleh para peminatnya dan juga akan bergeser lagi kebutuhan SDM kita kepada sektor pertanian dan tanaman pangan,” tambah Samsun.
Ia juga kemudian mendesak agar Pemda melakukan hal tersebut dengan persiapan yang matang serta sinkronisasi.
“Nah ini juga mestinya Pemda mendorong agar perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri, juga menyiapkan SDM yang mempuni untuk pengembangan pertanian menopang ekonomi green ke depan,” tegas Samsun.
“Saran kita saya pikir ini tidak bisa ditunda lagi, tidak bisa ditawar lagi, harus dimulai dari sekarang, kapan lagi?,” tambahnya.
Seperti hal yang diketahui bahwa pada tahun 2050 nanti produksi batu bara akan berhenti di Kaltim, hal tersebut disampaikan melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda). (ADV/DPRDKALTIM)