Produksi Gabah Menurun, Wakil Ketua DPRD Kaltim : Kurangnya Lahan Pertanian Penyebab Utama Dibandingkan Iklim El Nino
KABARBORNEO.ID – Pentingnya untuk menganalisis hasil produksi gabah yang mengalami penurunan 2,15 persen dari tahun kemarin. Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun.
“Jika ada penurunan produksi gabah saat ini, lebih mungkin disebabkan oleh berkurangnya lahan pertanian dari pada dampak dari perubahan iklim El Niño,” ucap Samsun di Samarinda, Minggu (29/10/2023).
Ia juga sampaikan bahwa kurangnya lahan pertanian menjadi faktor penting penyebab terjadinya penurunan produksi.
Hal tersebut sangat berpengaruh secara signifikan bagi hasil panen, serta akan memiliki dampak pula pada musim tanam berikutnya.
“Saat ini yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan stok beras menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” ujarnya.
Badan Urusan Logistik (Bulog) juga mendapat sorotan dari Samsun untuk tau betapa pentingnya merancang strategi yang tepat agar kebutuhan masyarakat di Kaltim terpenuhi.
Ia juga menekankan bahwa langkah yang diambil bukan hanya terkait dengan hari-hari besar seperti Natal atau Lebaran saja, harusnya langkah antisipasi yang dilakukan bersifat berkelanjutan.
“Keberlanjutan pasokan pangan sepanjang tahun perlu menjadi perhatian utama,” katanya.
Samsun juga katakan, produksi beras lokal harus tetap jadi fokus utama meskipun saat stok menipis Kaltim masih sering mendatangkan beras dari luar wilayah.
“Produksi beras lokal mampu memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dan merupakan langkah yang diperlukan untuk memastikan ketersediaan beras yang stabil di wilayah Kaltim,” jelas Samsun.
Pendidikan serta pelatihan teknik pertanian modern, penggunaan pupuk organik, dan praktik-praktik berkelanjutan dirasa sangat perlu diberikan kepada petani demi untuk menghasilkan pangan yang berkualitasberkualitas. Hal tersebut merupakan bentuk upaya yang diusulkan agar petani dapat menghasilkan pangan yang berkualitas.
Tambahnya, harus adanya kepastian dari pemerintah terkait akses menuju teknologi pertanian terbaru yang wajib dimiliki petani.
“Langkah lain yang tak kalah penting tentunya mengupayakan pasar yang stabil dan adil bagi petani agar mereka dapat menjual hasil panen dengan harga yang layak,” jelasnya.
Guna menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan produksi, Samsun mendorong petani agar menggunakan alat pertanian yang ramah lingkungan.
“Dengan begitu produksi pangan lokal dapat meningkat dan kualitasnya tetap terjaga untuk keberlanjutan masyarakat Kaltim yang berdaulat,” harapnya.
Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), jumlah padi yang produksi petani sepanjang 2022 sebanyak 239.430 ton gabah kering giling (GKG), turun 5.250 ton GKG atau sebesar 2,15 persen jika dibandingkan tahun 2021 yang memproduksi sebanyak 244.680 ton GKG. Hal ini diperoleh berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). (ADV/DPRDKALTIM)