Advertorial

Menuju Indonesia Emas 2045, Fitri Maisyaroh: Transformasi Peradaban Harus Dilakukan

KABARBORNEO.ID – Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Fitri Maisyaroh mengatakan, Bangsa Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam membangun generasi berkarakter, yaitu krisis moral, krisis keteladanan, dan krisis perilaku baik.

Guna menembus hasrat dalam mengejar target Indonesia Emas 2045, salah satu upayanya ialah berupa pendidikan karakter. Sebab sangat penting untuk pembangunan generasi berkarakter.

”Karena itu, kita perlu melakukan transformasi peradaban masyarakat Kaltim menuju Indonesia Emas 2045 melalui pendidikan untuk akselerasi,” ucap Fitri, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, pendidikan karakter harus seimbang di semua dimensi, yaitu Inteligent Quotient (IQ) yang diartikan sebagai pengetahuan, Emotional Quotient (EQ) yang diartikan sebagai emosi, Spiritual Quatient (SQ) yang berarti kejiwaan, dan Phisically Quatient (PQ) atau fisik.

Ia menjelaskan, IQ merupakan suatu kemampuan dalam memahami, menganalisis, dan memecahkan masalah secara logis dan rasional. Tolak ukurnya mencakup pengetahuan umum, kemampuan matematika, kemampuan spasial, dan kemampuan verbal.

BACA JUGA :  Bahas Uji Publik dan Sosialisasi Wawasan Kebangsaan, Banmus DPRD Kaltim Gelar Pertemuan Bersama Sekretariat

“Kalau EQ itu adalah kemampuan mengenali, mengelola, dan mengekspresikan emosi sendiri dan orang lain. Pengetahuan ini dapat membantu seseorang untuk menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan mengatasi stres,” paparnya.

Serta, Fitri menambahkan, SQ ialah kemampuan menemukan makna, tujuan, dan nilai dalam hidup. SQ dapat membantu seseorang untuk mengembangkan visi, inspirasi, dan kreativitas.

“Sama pentingnya, PQ merupakan kemampuan untuk menjaga kesehatan, kebugaran, dan keseimbangan tubuh melalui kecukupan nutrisi, istirahat, olahraga, dan relaksasi,” jelasnya.

“Ada empat pihak penting yang terlibat dalam membangun generasi berkarakter yaitu keluarga yang melibatkan orang tua, sekolah yang menekankan peran guru, kurikulum, dan lingkungan dalam kehidupan bermasyarakat,” tegas Fitri.

Dirinya juga menambahkan, bahwa keempat pihak itu harus bersinergi dan berkolaborasi untuk memberikan contoh dan bimbingan yang baik bagi anak-anak. (ADV/DPRDKALTIM)

Related Articles

Back to top button