Advertorial

Laila Fatihah Soroti Permasalahan Distribusi Gas LPG 3Kg yang Sering Mengalami Lonjakan Harga

KABARBORNEO.ID – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Samarinda, Laila Fatihah, menyoroti permasalahan distribusi tabung gas elpiji 3kg yang seringkali mengalami lonjakan harga.

Menurutnya, masyarakat yang tetap membeli gas elpiji meski harganya melambung tinggi menandakan bahwa mereka sebenarnya tidak termasuk kategori miskin.

Laila menggarisbawahi pentingnya koordinasi antara Dinas Perdagangan dan Dinas Sosial untuk memastikan distribusi gas elpiji 3kg tepat sasaran.

“Dinas Perdagangan yang berhubungan dengan distribusi tabung 3kg itu, kemudian Dinas Sosial yang memiliki data masyarakat miskin. Jadi tinggal mereka saling berkoordinasi, misalnya dengan memberikan kartu identitas bagi penerima subsidi yang bisa di-tap,” ujar Laila, Senin (3/6/2024).

Ia menekankan bahwa koordinasi antar dinas tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Penjual gas, menurutnya, hanya berfokus pada penjualan dan tidak mengetahui siapa saja yang seharusnya menerima subsidi.

Hal ini menjadi semakin rumit karena distribusi gas sering kali tidak tepat sasaran, di mana tabung gas dijual di wilayah yang harganya lebih mahal untuk meraih keuntungan lebih.

BACA JUGA :  Novan Syahronny Pasie Harap Pemkot Samarinda Segera Atasi Masalah Sampah

Laila juga menyoroti kurangnya pengawasan dari Dinas Perdagangan akibat keterbatasan sumber daya manusia.

“Kalau mengandalkan penjual kan tidak bisa, karena mereka berdagang, yang penting terjual,” jelasnya.

Ia menyatakan bahwa meskipun harga gas mahal, masyarakat tetap membeli karena kebutuhan.

Selain itu, Laila mengusulkan inspeksi terhadap rumah makan yang masih menggunakan tabung gas 3kg.

“Mereka harusnya sudah menggunakan tabung yang 25kg, tapi masih banyak yang menggunakan gas 3kg hingga menyusun 10 tabung. Seharusnya ini tidak boleh lagi,” tegasnya.

Ia menyarankan agar Dinas Perdagangan bekerja sama dengan Pertamina untuk melakukan inspeksi dan memastikan stok gas elpiji 3kg cukup untuk rumah tangga miskin.

“Akhirnya mereka punya stok banyak bisa 10 bahkan belasan, yang harusnya itu cukup untuk 10 KK,” tutup Laila.

Dengan adanya koordinasi yang baik antara dinas terkait, ia berharap distribusi gas elpiji 3kg dapat berjalan lebih tepat sasaran, sehingga masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan dapat menerima subsidi dengan lebih adil. (Adv)

Related Articles

Back to top button