Advertorial

Jadi Program Unggulan Pemerintah, Pelatihan Kurikulum Merdeka untuk Guru SDN 005 Tenggarong Belum Merata

KABARBORNEO.ID – Menjadi program unggulan pemerintah di bidang pendidikan Kurikulum Merdeka masih menyisakan masalah bagi para guru. Para guru harus bisa mengadaptasi diri dengan sistem pembelajaran yang baru, yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Namun, tidak semua guru merasa siap dengan kurikulum merdeka. Hal ini diungkapkan oleh Leni Ermawati, guru di SDN 005 Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Ia mengatakan, masih banyak guru yang membutuhkan pelatihan lebih banyak tentang kurikulum merdeka.

“Kami harapkan untuk pelatihan untuk guru-gurunya, semua guru bukan hanya tiga orang yang diambil untuk pelatihan tetapi semua guru bersamaan, entah dari dinas ke sekolah atau guru-gurunya di pertemukan di suatu tempat,” kata Leni, Jumat (24/11/2023).

Leni mengkritik, pelatihan yang selama ini diberikan oleh dinas pendidikan hanya melibatkan tiga orang perwakilan dari setiap sekolah. Padahal, menurutnya, hal ini tidak cukup untuk memastikan semua guru memiliki pemahaman yang sama tentang kurikulum merdeka.

Leni mencontohkan pengalaman pelatihan literasi numerasi (litnu) yang pernah diikutinya bersama empat guru lainnya. Ia mengatakan, pelatihan tersebut hanya berlangsung selama tiga hari dengan beberapa sesi, dan tugasnya adalah menyampaikan materi tersebut kepada guru-guru lain di sekolahnya.

BACA JUGA :  Para Guru di Tuntut Untuk Bisa Menggunakan IT Dalam Tantangan Pendidikan di Zaman Digital

“Cuma kelemahannya karena kita cuman dapat materinya selama dua hari berbeda dengan mereka yang sudah dilatih selama berbulan-bulan tentu mereka sudah sangat paham materinya dan sudah mendarah daging, berbeda dengan kita yang hanya mempelajarinya selama dua hari,” tuturnya.

Leni berharap, pelatihan kurikulum merdeka bisa lebih lama dan lebih mendalam, sehingga guru-guru bisa menguasai konsep dan metode pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum tersebut. Ia juga menginginkan adanya bimbingan dan evaluasi secara berkala dari dinas pendidikan terkait penerapan kurikulum merdeka di sekolah-sekolah.

“Kami ingin ada pendampingan dari dinas, jangan sampai kami salah dalam menerapkan kurikulum merdeka ini. Kami juga ingin ada evaluasi, apakah kurikulum ini sudah berjalan dengan baik atau belum, apa saja kendalanya dan bagaimana solusinya,” pungkasnya. (ADV/DISDIKBUDKUKAR)

Related Articles

Back to top button