Puncak HUT ke -24, Kutai Barat Kembali Mencetak Rekor MURI
KABARBORNEO.ID – Masyarakat Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sangat antusias dalam menjaga dan melestarikan kekayaan tradisi dan budaya yang dimiliki.
Terbukti, ribuan masyarakat berhasil mencetak Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam kurun waktu dua tahun berturut-turut. Pertama, pemecahan rekor MURI mengenakan Seraung terbanyak, yakni 11.553 masyarakat mengenakan topi dayak berukuran lebar tersebut pada HUT ke-23 Kubar tahun 2022.
Kemudian tahun 2023 ini, dalam momen dan lokasi yang sama,
puncak peringatan Hari Ulang Tahun Kutai Barat Ke-24 memecahkan MURI mengenakan Tas Rotan (anjat) atau Mawiq Gawaakng terbanyak dengan total 11.376 orang.
“Tentunya hari ini menjadi kado yang sangat istimewa dari Lembaga Pencatat Rekor Nasional Muri. Dan ijinkan MURI mengapresiasikan kembali peristiwa rekor superaktif pada hari ini yang dianugerahkan dengan bangga dan hormat atas nama warga masyarakat Kutai Barat dan hari ini akan diterima oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Barat Yakni Bupati FX Yapan atas perisitiwa rekor memakai gawaakng atau anjat dengan peserta terbanyak yang tidak hanya di Indonesia tetapi dunia”, ucap Direktur Marketing Muri, Awang Rahargo. Di Taman Budaya Sendawar (TBS), Kec. Barong Tongkok. Minggu (05/11/2023).
Bupati Kutai Barat FX. Yapan mengatakan bahwa Mawiq Gawaakng ini merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Kutai Barat memiliki banyak ragam budaya dan objek wisata termasuk anjat yang menjadi identitas Kutai Barat yang harus dipertahankan hingga anak cucu kedepan.
“Alasan memilih anjat untuk rekor MURI pada Hari Ulang Tahun Kutai Barat Ke 24 tahun ini karena pada tahun sebelumnya Seraung, Ulap, Mandau, Nyumpit dan lainnya sudah diraih dan pada HUT ini memilih anjat sebagai pemecah rekor MURI terbanyak pada hari ini,” sebutnya.
Dirinya menghimbau juga kepada seluruh masyarakat Kutai Barat untuk terus melestarikan kerajinan tangan khas Kutai Barat yaitu rotan. Diantaranya dengan terus membudidayakan rotan.
“Saya berpesan agar warga di kampung dapat terus mempertahankan supaya budidaya rotan tetap dipertahankan. Ini yang kita perlu kedepan dan lestarikan karena ini identitas kita Kutai Barat. Dan nanti kita melalui pariwisata mendukung Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan beragam budaya bahwa Kutai Barat memiliki banyak objek wisata baik alam maupun budaya”, tegasnya. (AVA/ADV/KOMINFOKALTIM)