Advertorial

Hadi Mulyadi Pimpin Studi Tiru Menuju Mangrove Center Balikpapan

KABARBORNEO.ID – Mangrove Center yang berlokasi di Kelurahan Graha Indah, Kecamatan Balikpapan Utara, Balikpapan, jadi lokasi terakhir pelaksanaan studi tiru oleh Pengurus Ikatan Alumni Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanudin (IKA FMIPA Unhas).

Pada Senin, 5 Juni 2023, Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi, yang juga Ketua IKA-FMIPA Unhas memimpin rombongan ke Mangrove Center Balikpapan.

Ketua Mangrove Center Balikpapan, Agus Bei yang sekaligus aktivis lingkungan hidup dan telah menerima penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada tahun 2017, menyambut hangat kedatangan rombongan.

“Selamat datang di Mangrove Center Balikpapan. Ini salah satu   kawasan mangrove yang dikelola oleh Agus Bei bersama warga Balikpapan dan ini terbesar di Kalimantan Timur,” kata Wagub Hadi Mulyadi, seperti dikutip dari laman www.kaltimprov.go.id.

Agus Bei, sejak 2001 telah mengembalikan fungsi hutan bakau di areal tersebut. Bersama masyarakat, ia terus menanam mangrove. Hingga saat ini ada 150 hektare dan bisa hijau kembali seperti sekarang ini. Atas kepeduliannya menjaga hutan mangrove,  Agus Bei  mendapatkan penghargaan Kalpataru dari Kementerian LHK.

“Alhamdulillah,  Desember 2019 kami dulu datang ke sini atas nama rombongan IKA Matematika Unhas, dan  sekarang kami datang atas nama IKA FMIPA Unhas, Jadi di sini ada jurusan matematika, jurusan biologi, farmasi, diploma III kimia,” kata Hadi.

BACA JUGA :  Disdikbud Kukar dan Stakeholder Berkomitmen Mewujudkan Visi dan Misi Bupati Melalui Pendidikan Idaman Kukar

Mereka pun menyusuri hutan mangrove dengan menggunakan 14 kapal ukuran kecil.  

Sedangkan Agus Bei mengucapkan terima kasih atas kunjungan rombongan Studi Tiru IKA FMIPA Unhas, khususnya Wagub Kaltim  H Hadi Mulyadi dan istri, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi  ke Mangrove Center.

Agus Bei bahkan tidak pernah menyangka jika ternyata hutan mangrove ini ternyata sangat diminati oleh banyak pegiat lingkungan dari berbagai negara di dunia.

“Secara umum,  manfaat mangrove sebagai penangkal abrasi juga sebagai penangkal angin, termasuk biota laut. Tapi yang tren saat ini adalah sebagai mitigasi perubahan iklim,” jelas Agus Bei.

Keberadaan mangrove di Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Sementara penanaman mangrove di Balikpapan ini sudah dilakukan sejak 23 tahun yang  lalu.

“Jadi kami sudah berkontribusi kepada dunia dalam 150 hektar mangrove. Serapan karbonnya per tahun 6 ribu ton,” paparnya.

Mangrove center ini, lanjut Agus sudah menjadi tempat bincang dan  diskusi  tentang mangrove dari beberapa akademisi baik dari Pulau Kalimantan maupun luar Kaltim, seperti UGM, Brawijaya, ITB dan universitas lainnya di tanah air.

Kunjungan juga dilakukan berbagai lembaga negara lainnya seperti BIN untuk kajian lingkungan hidup dampak IKN. (ADV/DISKOMINFO KALTIM)

Related Articles

Back to top button