Opini

Nilai-nilai Humanis Dalam Sistem Pendidikan Among Ki Hajar Dewantara

KABARBORNEO.ID – Pendidikan sudah seharusnya mampu menjadikan sarana untuk membentuk manusia seutuhnya melalui pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam konteks budaya, pendidikan merupakan wahana penting untuk mengajarkan norma, internalisasi nilai, dan penanaman etos pada anak. Pendidikan juga merupakan sarana untuk memperkuat identitas nasional dengan penguatan jati dari bangsa. Oleh karenanya diperlukan sebuah sistem pendidikan yang diharapkan mampu mewadahi kebebasan dan perkembangan anak.
Ki Hajar Dewantara telah membangun sistem pendidikan yang menjadi pioner kebudayaan dan peradaban bangsa. Pada Sistem Pendidikan yang Ki Hajar Dewantara ciptakan, mengistilahkan tempat pendidikan sebagai taman dengan guru diistilahkan sebagai pamong. Sistem Among mengacu pada pendidikan budaya timur yaitu sistem yang sepenuhnya pendidik mengontrol, mengendalikan, mengarahkan anak secara proporsional yang searti dengan momong, among, dan ngemong. Pada sistem ini mendukung pendidikan yang berjalan sesuai dengan tata tertib yang berlaku, namun jika terjadi pelanggaran sistem among menolak adanya hukuman. Penyelesaiannya tetap akan dilakukan pendampingan sehingga tidak terjadi keadaan yang menyudutkan dan berdampak pada anak yang melakukan kesalahan.
Konsep pendidikan among sejatinya menjadi tujuan dan ruh dari konsep pendidikan di Indonesia yang sudah tercantum dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Sistem among merupakan perwujudan dari konsep pendidikan Humanistik. Among mempunyai

pengertian membina, menjaga, dan mendidik anak dengan kasih sayang. Cara mendidik dalam metode among terdiri dari memberi contoh, pembiasaan, pengajaran, perintah dan hukuman, perilaku, terakhir yaitu pengalaman lahir batin.
Sistem among menurut Djohar dalam mewujudkan pendidikan yang humanis dalam kehidupan nyata dapat diformulasikan sebagai berikut, melibatkan karakter pribadi guru dan mekanisme transaksinya dengan anak yang akan menentukan kualitas pergaulan guru dan anak, guru harus bekerja secara manusiawi dan memiliki kedudukan yang profesional, guru harus mampu memahami keunikan anak dan mampu menghadapi kelas, guru harus menciptakan transaksi dengan anak yang “ngemong”, guru mampu menghindari pembelajaran yang menimbulkan tekanan serta mampu menciptakan suasana belajar yang tertib dan merdeka, guru harus cermat pada perubahan sifat anak, pencapaian pembelajaran mengarah pada tujuan membentuk manusia yang merdeka, guru mampu menerapkan kerjasama dan suasana kolaboratif antar guru dan anak.
Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan anak, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai pembentuk karakter bangsa dimulai yang dari pembenahan sistem pendidikan dan metode belajar. Diharapkan merdeka belajar dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik serta memberikan manfaat pada lingkungan. Merdeka belajar merupakan sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran.
Tujuan dari merdeka belajar, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa dan guru karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek pengetahuan daripada aspek keterampilan. Merdeka belajar juga menekankan pada aspek pengembangan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia. karena manusia yang merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.
Dalam sistem pendidikan Humanis yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan pada pembelajaran sudah sangat sesuai dengan sitem pendidikan among yang dibentuk oleh Ki Hajar

BACA JUGA :  Mahasiswa Farmasi UMKT Gelar Senam Jantung Sehat Bersama Masyarakat di Kelurahan Pelita

Dewantara sejak zaman kolonial. Dari hasil formulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan among Ki Hajar Dewantara memuat nilai-nilai humanis yang menjadikan peserta didik sebagai partner belajar dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan sangat cocok untuk membentuk kepribadian generasi muda saat ini. Peran guru juga sangat penting dalam keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan nilai-nilai Humanis pada pembelajaran disekolah.
Profil yang harus dimiliki guru dalam menerapkan nilai-nilai Humanis pada pembelajaran yaitu demokratis, jujur dalam segala tindakan, memperlakukan anak secara manusiawi, sabar dan telaten dalam memperlakukan anak, harus menyadari bahwa setiap anak itu unik. Yang terakhir yaitu guru harus tepat dalam menerapkan kedudukan ing ngaso sung tulodo, ing madya mangun karso, dan tut wuri handayani.
Oleh Elsa Anggiyanti, Mahasiswa PPG Prajabatan IPS Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2022 (Tim Redaksi KabarBorneo.id)

Back to top button