Advertorial

Panen Padi Melimpah, Masyarakat Desa Kedang Ipil Gelar Tradisi Nutuk Beham

KABARBORNEO.ID – Masyarakat Kutai Adat Lawas di Desa Kedang Ipil, Kecamatan Kota Bangun Darat, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar tradisi Nutuk Beham sebagai wujud rasa syukur atas panen padi yang melimpah. Tradisi ini telah dilestarikan secara turun temurun dan menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat setempat.

Tradisi ini menjadi warisan tak benda yang telah didaftarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar sebagai warisan budaya bagi generasi di masa mendatang.

Nutuk Beham berasal dari kata “Nutuk” yang berarti menumbuk padi dan “Beham” yang berarti makan dengan cara memasukkan makanan sebanyak-banyaknya ke dalam mulut. Tradisi ini diawali dengan merendam padi atau gabah ketan muda selama tiga hari tiga malam. Setelah itu, padi disangrai dan ditumbuk beramai-ramai selama satu hari satu malam.

Keunikan dari proses penumbukan padi ini adalah lesung yang digunakan dapat berbunyi karena adanya “aler” yaitu semacam tongkat yang mengeluarkan suara saat bersentuhan dengan lesung. Padi ketan yang sudah ditumbuk kemudian dipisahkan antara beras dan ampasnya.

Beras ketan ini kemudian diolah menjadi kue wajik dengan mencampurnya dengan parutan kelapa, gula merah, dan air panas. Kue wajik ini kemudian dimakan bersama-sama oleh warga dan tamu undangan.

BACA JUGA :  Infrastruktur Kaltim Minim Perhatian Pemerintah Pusat, Padahal Penyumbang Devisa Terbesar Kedua

Sebelum menyantap kue wajik, terlebih dahulu dibacakan mantra-mantra oleh Ketua Kampung sebagai bentuk rasa syukur atas panen yang berlimpah dan penghormatan kepada leluhur.

Tradisi Nutuk Beham ini tidak hanya menjadi wujud rasa syukur, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat silaturahmi antar warga dan melestarikan budaya Kutai Adat Lawas.

Untuk menarik minat wisatawan, tradisi Nutuk Beham dikemas dalam bentuk festival budaya yang melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga adat, komunitas budaya, dan UMKM.

“Kami ingin Nutuk Beham Festival Budaya Kutai Adat Lawas ini bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi potensi wisata budaya di Desa Kedang Ipil,” ujar Kuspawansyah, Kepala Desa Kedang Ipil, Minggu (19/5/2024).

Upaya pelestarian tradisi Nutuk Beham terus dilakukan oleh masyarakat Kutai Adat Lawas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menggelar festival budaya Nutuk Beham setiap tahunnya.

“Tradisi ini juga diturunkan kepada generasi muda melalui pendidikan budaya di sekolah-sekolah dan kegiatan adat lainnya,” tuturnya.

Tradisi Nutuk Beham memiliki pesan moral yang penting, yaitu rasa syukur atas karunia alam, pentingnya menjaga kelestarian alam, dan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan masyarakat. (Adv)

Related Articles

Back to top button