Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda Prihatin Lulusan Sarjana Guru Beralih Profesi Karena Gaji Kecil
KABARBORNEO.ID – Sarjana lulusan bidang pendidikan di Indonesia terbilang cukup banyak, namun pada kenyataannya tidak seluruh Sarjana lulusan bidang pendidikan ingin menjadi seorang guru karena rendahnya gaji profesi guru.
Terkhusus gaji guru honorer yang bisa dibilang jauh dari kata layak dan sangat rendah jika dibandingkan dengan mereka yang berstatus PNS.
Nominal upah atau gaji guru honorer berbeda-beda di setiap daerah, tergantung dengan anggaran pemerintah daerah setempat dan yayasan swasta masing-masing.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti menjelaskan pentingnya pemberian perhatian khusus Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dan kesejahteraan para guru.
“Sekarang banyak sekolah-sekolah yang mengajukan kebutuhan guru karena banyak juga guru-guru yang pensiun, tetapi di Samarinda kekurangan tenaga guru. Karena ternyata lulusan-lulusan Sarjana guru beralih dan tidak tertarik dengan dunia pendidikan karena gaji kecil,” ujar Puji, Senin (19/02/2024).
Puji juga menjelaskan bahwa hal tersebut mengacu kepada regulasi dari pemerintah pusat, dan bantuan operasional daerah yang kecil. Anggaran yang ada lebih dipusatkan untuk pembangunan infrastruktur.
“Sebenarnya kita minta bantuan yang non fisik saja, non fisik yang dimaksud bukan hanya dengan uang, tetapi berupa diadakannya pelatihan, peningkatan kapasitas, kompetensi dan mengadakan bimtek peningkatan kualitas SDM guru-guru,” paparnya.
Ia juga berharap agar kuota beasiswa lebih diperluas, mengingat peraturan wajib bersekolah 13 tahun dari TK hingga perguruan tinggi. Hal tersebut diperlukan dalam upaya merangkul anak-anak yang kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan yang setara. (adv)