Kaltim Steril Akhir Pekan Potensi Lanjut, Akademisi Unmul sebut itu Membunuh Warga Pelan-pelan
KABARBORNEO.ID, SAMARINDA – Pemprov Kaltim mengklaim penurunan kasus Covid-19, saat Sterilisasi akhir pekan lalu.
Hal tersebut disampaikan Isran Noor, Gubernur Kaltim, usai menghadiri peringatan hari ulang tahun ke-124 Balikpapan.
“Tiga hari berturut turun, kemarin setelah selesai dilaksanakan Kaltim steril naik lagi 500 lebih, tapi kita ngga tahu, itu datanya,” kata Isran, Rabu (10/2/2021) kemarin.
Sterilisasi akhir pekan pun berpotensi dilanjutkan akhir pekan ini, dan seterusnya.
Klaim keberhasilan kaltim steril akhir pekan ini pun disinggung oleh Chairul Anwar, Akademisi Universitas Mulawarman.
Cody sapaan akrabnya, menyebut ada dua skenerio menakutkan bila kebijakan Kaltim steril akhir pekan terus dilanjutkan.
Pertama menurut Codi, warga akan cuek dan tidak perduli dengan imbauan tidak keluar rumah itu. Berkaca dari awal pandemi, warga takut berkegiatan, tapi sekarang warga sudah mulai cuek
“Bisa jadi orang tidak perduli, orang cuek aja soal imbauan tidak keluar rumah,” ungkap Cody.
Skenario kedua menurut dosen Unmul ini, Pemprov Kaltim seakan membunuh warganya pelan-pelan, jika kebijakan tersbut terus dilakukan.
Skenario kedua ini berkaitan dengan pergerakan ekonomi warga, khususnya di Balikpapan dan Samarinda.
Kedua kota tersebut diketahui salah satu fondasi ekonominya adalah perdagangan dan jasa. Dua sektor tersebut paling terdampak saat pelaksanaan Kaltim steril.
“Kalau pemerintah memperpanjang Kaltim bersemedi di akhir pekan, sama saja membunuh warga pelan-pelan,” jelasnya.
“Pekerja informal paling terdampak, mereka yang bekerja serabutan apakah mampu menyetok makanan tiap akhir pekan,” sambungnya.
Cody mengingatkan Gubernur Kaltim, sebelum melanjutkan Kaltim bersemedi, terlebih dahulu melakukan evaluasi menyeluruh terkait instruksi tersebut.
Selain itu, hasil evaluasi tersebut harus disampaikan kepada warga bukti aktual evaluasinya.
“Pemerintah mengklaim Kaltim bersemedi berhasil menekan corona diliat dari mana. Jangan main klaim tanpa data. Menekan Covid-19 belum tentu efektifitasnya, pelaksanaan gak jelas, koordinasi amburadul,” pungkasnya (tim redaksi Kabarborneo)