Peristiwa

Bom Makassar: Anggota Kelompok JAD Diduga Ingin Balas Dendam ,Usai Mentor Terbunuh

KABARBORNEO.ID, Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh, Al Chaidar, meyakini pelaku pengeboman di depan Gereja Katedral Makassar merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berafiliasi ke ISIS.

Analisisnya didasarkan pada sasaran pengeboman yang serupa dengan insiden di Surabaya, Jawa Timur, pada 2018 dan Jolo, Filipina, pada 2019: sama-sama menyasar gereja Katolik.

Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto menyebut motif utama dua orang pelaku Peristiwa itu, dilakukan sebagai “aksi balas dendam atas penangkapan puluhan terduga teroris” oleh Densus 88 Antiteror Polri dan diduga sebagai amaliyah atau aksi menjelang bulan Ramadan

Teror yang meledakkan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, karena ingin balas dendam usai mentornya tewas terbunuh.

“Sebetulnya kan mereka mengarah ke balas dendam, setelah mentornya tewas terbunuh,” kata Wawan dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (3/4/2021)

Wawan menyebut mentor kedua pelaku bomber Makassar tersebut adalah Rizaldi yang merupakan anggota kelompok Jamaah Ansarut Daulah (JAD).

Diketahui, Rizaldi telah tewas tertembak oleh Densus 88 Antiteror pada 6 Januari 2021 di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Makassar, Sulsel.

Rizaldi, kata dia, sudah mempersiapkan kedua orang pelaku menjadi ‘pengantin’ atau pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

BACA JUGA :  Peringatan Hari Musik Nasional, Wali Kota Minta Musisi Samarinda Terus Berkarya

“Ternyata setelah tewas tertembak, dua orang ini adalah didikan Rizaldi itu jadi penerus pengantin. Jadi rencana serang dari Januari lah diwujudkan oleh dia,” kata Wawan.

Lebih lanjut, Wawan membeberkan kedua pelaku pengeboman gereja Katedral Makassar sudah dicari-cari oleh aparat keamanan. Kedua pelaku itu, kata dia, sudah menyadari tengah menjadi incaran kepolisian.

Melihat hal itu, Wawan mengatakan kedua pelaku berusaha berindah-pindah tempat dan mengganti nomor teleponnya untuk menghilangkan jejak.

“Maka dia lari-lari. Dia menghapuskan jejak, dan menghilangkan semua atribut dan mengganti komunikasinya. Kemudian pindah-pindah tempat. Jadi dendam yang ingin ia lampiaskan, sekali lagi ini berbuah ‘surga’ itu,” kata dia.

Melihat hal itu, Wawan menegaskan bom bunuh diri di Makassar bukan demi kepentingan umat Islam. Melainkan demi kepentingan kelompok mereka sendiri.

Ia juga mengatakan pola bergeraknya kelompok teror di Indonesia selama ini karena ada perintah oleh ISIS. Perintah tersebut, kata dia, langsung dijalankan oleh para simpatisan dan sel-sel ISIS di pelbagai belahan dunia.

“Karena ini sudah berbaiat pada ISIS. Mereka tetap terngiang bagaimana mewujudkan itu, dan Indonesia ini menjadi salah satu target,” kata dia.(tim redaksi Kabarborneo)

Artikel ini telah tayang di cnnindonesia dengan judul Pelaku Bom Makassar Diduga Balas Dendam Usai Mentor Terbunuh

Related Articles

Back to top button