Peristiwa

Yuniarto, Wayang Pop Culture Diapresiasi Disney

KABARBORNEO.ID, – Sebagai upaya untuk melestarikan budaya wayang dan memperkenalkannya kepada generasi muda penerus bangsa, kini wayang kerap ditampilkan dengan memasukkan unsur cerita yang lebih modern.Tahun 2003, Badan Pendidikan dan Kebudayaan PBB, UNESCO resmi menetapkan wayang asli Indonesia sebagai warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur atau Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Is Ynuiarto, Ilustraror asal Surabaya, Kecintaanya terhadap dunia komik tumbuh sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Dibalik hobi menggambarnya, Is merasakan adanya kelebihan, dimana ia senang menciptakan karakter dan menulis cerita.

“Ketika pertama kali waktu SD, saya bikin komik, se-simple membuat dua panel, yaitu karakter yang sedang bergerak. Di situ saya merasakan bahwa, ‘it’s a magic.’ Dengan dua panel, dengan gambar, karakter saya bisa jadi hidup,” kenang Is.

Sekitar kelas 1 SMP, Is pun mulai mengenal dunia wayang, melalui komik-komik wayang klasik Indonesia karya R.A. Kosasih dan Oerip, yang terbit pada tahun 1960an.

“Jadi di situlah saya pertama kali mengenal karakter-karakter wayang, dan jatuh cinta dengan ceritanya, dan karakter-karakternya,” ujarnya.

Impiannya hanya satu, yaitu untuk berbagi kecintaannya akan wayang dengan generasi muda.

“Jadi ketika saya sudah dewasa dan berprofesi sebagai komikus, menciptakan I.P (red.Intellectual Property), menciptakan judul komik sendiri, saya mencoba menarik kecintaan saya ketika kecil, dan saya ingin berbagi rasa excitement ketika saya kecil itu kepada generasi yang sekarang. Generasi pembaca muda yang sekarang,” tambah komikus kelahiran Malang ini.

Tak pernah terpikir dalam benaknya, bahwa dunia komik yang ia cintai sejak kecil kelak akan menjadi sumber mata pencaharian. Apalagi melihat industri komik pada tahun 90 hingga 2000an sempat “mati suri.” Walau sempat ragu, pasca lulus kuliah, Is tetap semangat dalam mengejar cita-citanya untuk menjadi illustrator dan penulis komik.

“Setelah selesai kewajiban sekolah, kewajiban kuliah, jadi saya ingin mengejar penerbitan komik saya, debut komik saya pertama kali di Indonesia, pada saat itu terbit tahun 2005,” kenang lulusan Universitas Kristen Petra jurusan desain komunikasi visual di Surabaya ini.

BACA JUGA :  Dianggap Membahayakan, Komisi IV DPRD Kaltim Minta Uji Kelayakan Vaksin  AstraZeneca

Wind Rider menjadi karya komik perdananya yang diterbitkan, dimana ia bekerjasama dengan ilustrator John G. Reinhart. Banyak mendapat tanggapan yang positif, komik ini berhasil meraih nominasi untuk penghargaan Komikasia di kategori Best Cover, Best Character dan Best Comic.

Tahun 2007, Is berkolaborasi kembali dengan ilustrator, John G. Reinhart, juga Aswin Agastya untuk merilis komik trilogi Knights of Apocalypse.

Beralih ke tema pewayangan, tahun 2009, Ia meluncurkan komik Garudayana dan Grand Legend Ramayana pada tahun 2015.

Di bawah Bumi Langit, Is juga merilis komik yang berjudul Tiger Dance: Spirit of Nusantara pada tahun 2020.

Semangatnya dalam mengejar cita-cita dan menjadikan hobinya ini menjadi profesi tentu saja tak lepas dari dukungan keluarga dan teman-teman Is.

“Saya beruntung sekali berada di dalam lingkungan dan keluarga, sahabat-sahabat yang mendukung saya,” ucapnya.

Selain komik bertema pewayangan, Is kerap menggabungkan tema pewayangan ke berbagai hasil karyanya dan mengunggahnya ke akun media sosialnya.

Ilustrator dan Seniman Komik, Is Yuniarto Gabungkan Tema Pewayangan dan Pop Culture (dok: Is Yuniarto / Instagram @is.yuniarto)

Salah satunya berupa modifikasi poster film Raya and the Last Dragon yang mengangkat elemen budaya Asia Tenggara, yang ia gambar ulang dalam bentuk wayang. Ini merupakan bentuk apresiasinya terhadap dunia pop culture.

“Apalagi film Raya ini mengangkat tema Asia Tenggara. Jadi saya enggak mau kelewatan untuk turut berkarya, menciptakan, istilahnya sih bisa disebut sebagai parodi ya, bahwa sebenarnya bentuk visual style yang gambar kartunnya Raya, itu saya coba re-create dengan gaya wayang Jawa,” jawab komikus yang juga terlibat dalam penggarapan komik-komik produksi Bumi Langit ini.

Karya Is pun berhasil menarik perhatian dan diapresiasi oleh pihak promosi lokal dari Disney.

Artikel ini telah tayang di VOAIndonesia.com dengan judul “Wayang Pop Culture Karya Ilustrator Surabaya Diapresiasi Disney, Hingga Aktor Bennedict Cumberbatch”

Related Articles

Back to top button