Peristiwa

Penelitian Menunjukan Perempuan Lebih Banyak Alami Efek Samping Vaksin Corona

KABARBORNEO.ID, – Efek samping dari vaksin Covid-19 lebih banyak dialami oleh perempuan penelitian ini dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC)

Studi terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan perempuan lebih banyak mengalami efek samping dari vaksin Covid-19.

Studi dari CDC ini menganalisis data lebih dari 13 juta penerima vaksin Covid-19. Sebanyak 61,2 persen diantaranya diberikan kepada perempuan.

Hasilnya, sekitar 7.000 orang melaporkan mengalami efek samping berupa sakit kepala, kelelahan, dan pusing. Sebanyak 80 persen dari orang yang mengalami efek samping vaksin itu adalah perempuan.

Studi terbaru yang dipublikasikan di JAMA juga menunjukkan, reaksi alergi lebih mungkin terjadi pada perempuan. Studi ini dilakukan pada 64 ribu penerima vaksin Pfizer-BioNTech dan 38 ribu penerima vaksin Moderna.

Hasilnya, reaksi alergi akut terjadi pada 1.365 penerima (2,1 persen) vaksin. Sedangkan reaksi syok anafilaksis atau alergi yang mengancam nyawa terjadi pada 16 orang, 15 diantaranya atau 94 persen terjadi pada perempuan.

BACA JUGA :  Wali Kota Samarinda Berikan Donasi Untuk Korban Banjir Bandang Dan Tanah Longsor di NTT

Menurut ahli mikrobiologi dan imunologi dari Johns Hopkins Bloomberg, Sabra Klein, hasil temuan CDC ini sesuai dengan laporan dari studi vaksin lain.

“Perbedaan jenis kelamin ini konsisten dengan laporan vaksin lain di masa lalu,” kata Klein kepada The Times.

Dikutip dari Insider, studi pada 2013 menunjukkan perempuan berisiko tinggi mengalami reaksi setelah vaksin flu.

Klein menyarankan agar perempuan tak perlu khawatir dengan efek samping yang timbul karena justru dapat meningkatkan respons kekebalan tubuh.

Artikel ini telah tayang di cnnIndonesia dengan Judul “CDC : Perempuan Lebih Banyak Alami Efek Samping Vaksin Corona”

Related Articles

Back to top button