Peristiwa

Akibat Lockdown, Pedagang Mainan Keliling Keluhkan Belum Dapat Pembeli

KABARBORNEO.ID,SAMARINDA- Dengan sepeda butut, Bapak Dayat Pedagang mainan keliling yang biasa mangkal di area Taman samarendah merasa sepi akibat lockdown di hari pertama.

Perantau asal Banjarmasin bernama Dayat (30) tahun. Seorang pedagang mainan anak-anak keliling dengan sepeda yang sudah tidak layak berharap bisa pulang dengan penghasilan.

Lockdown di hari pertama, Dayat saat di temui awak media, Sabtu (6/02/2021) terlihat kurang bersemangat. Karna sejak pagi hingga sore pukul 17.05 Wita, belum satu pun mainan laku terjual.

“sepi banget hari ini om. Kadada (tidak ada) orang keluar rumah” pungkasnya dengan nada lirih.

Dampak lockdown di Kota Samarinda sangat berpengaruh dengan pendapat Dayat yang hanya bergantung pada berjualan mainan.

“Biasanya disini (taman Samarendah) ramai kalo sore. Ini gak ada orang satupun” ucapnya.

Dayat yang jauh Merantau dari Banjarmasin ke Kota Samarinda seorang diri dan tidak memiliki tempat tinggal. Sehari-hari ia hanya memanfaatkan teras-teras ruko untuk tempat tidur dengan beralaskan kardus.

Barang-barang jualan yang biasa di jajakan Dayat ternyata bukan miliknya. Ia hanya mengambil persenan dari hasil jualan mainan. Mainan yang biasa di jual dengan harga 15 ribu. Hasilnya hanya digunakan untuk makan sehari-hari.

BACA JUGA :  Pansus LKPJ Wali Kota Samarinda 2020 Tunggu Audit BPK Pembangunan Dermaga

“Harga mainan Rp 15 ribu. Paling besar dapat upah Rp 5 ribu 1 mainan kalau pun laku om”, pungkasnya.

Namun, alih-alih dapat untung untuk membeli makanan. Untuk melepas dahaga saja Dayat harus meminta kepada warga yang ia jumpai di rumah.

“Kalau Ulun (saya) banyak-banyak berdoa saja. Mudahan ada rezeki buat makan,” ucapnya.

Meski dalam kondisi sulit, Dayat masih menunjukkan sikap optimis. Hal ini dibuktikan dengan keinginannya yang masih ingin berkeliling Kota Tepian.

“Habis ini mau ke Pasar Pagi, Juanda, Pasar Kedondong, Vorvo, pokoknya jalan terus aja om,” tegasnya.

Ia berharap ada solusi dari pemerintah untuk masyarakat. Khususnya yang berada pada taraf ekonomi rendah.

“Mudah-mudahan ada perhatian ke kami-kami yang cari duit buat makan aja susah. Kalau semua orang di rumah terus gak ada bantuan apa-apa, ya saya gak tau lagi besok makan apa. Kangkung liar juga dimakan kalau ada,” tutupnya berkelakar. (Redaksi KabarBorneo)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button